Senin, 25 Juli 2016

TENSI (Tenda Informasi)

Menganalisis urgensi dan keefektifan  tensi. Tensi (tenda informasi) tahu kan ?

       Hari ini tensi hari pertama untuk mahasiswa yang lolos jalur SBMPTN.  Tahun 2014 lalu, ketika aku masih menjadi mahasiswa baru ditemani kedua orang tuaku hadir ke Airlangga Convention Centre (Center) untuk melakukan daftar ulang. Semua berawal dengan membuat rekening pribadi untuk membayar UKT. Kemudian antrian panjang dan proses panel dmi panel pun dimulai. Semua dibagi menjadi berbagai pintu. Yang pertama adalah verifikasi data, pengambilan bukti pembayaran, pengambilan KTM sementara dan daftar mencoba dan melaporkan ukuran muts serta almamater, kemudian berakhir di foto KTM. Setelah itu, saya inget banget bahwa setelah itu, aku meihat ada banyak mahasiswa berjajar-jajar di meja yang berderet. Tetapi, karena saat itu keburu pulang maka aku dan orang tua ku memutuskan untuk segera pulang. Selain itu, orang tua ku juga dalam keadaan tidak enak badan apalagi dengan paparan AC yang ada di dalam ACC maka kami memutuskan untuk segera pulang. Dari situ, aku merasa tidak pernah tahu tentang tenda informasi (tensi) ketika sekarang berkecimpung didunia kaderisasi memunculkan pertanyaan apa itu tensi ? dimana, kapan, siapa pelaksana tensi, mengapa ada tensi , dan bagaimana sistem tensi itu itu ?
       Baiklah, jika ini hal baru bagiku tapi bukan hal baru bagi orang lain maka saatnya ku belajar. Yap, learn and grow. Tensi pertama dilakukan untuk mahasiswa yang lolos jalur SNMPTN. Tensi tahun 2016 ini dilakukan di lantai dua ACC didepan tempat para mahasiswa memastikan bahwa telah memilikirekening dalam rangka mengurus KTM dan UKT. Setiap fakultas mendapat kursi 2 dan satu meja. Tempatnya sempit, dari target sekian ratus orang ada 90 orang yang mampir ke Tensi FKM. Disitu kegiatannya dilakukan oleh panitia orientasi ditemani dengan departemen Sosma (Sosial Mahasiswa) divisi Kesejahteraan Mahasiswa. Dari hasil pengamatan saya, tensi adalah sebuah fasilitas yang diupayakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga (BEM UNAIR) bekerjasama dengan berbagai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas yang ada di UNAIR dalam memberikan informasi secara langsung (face to face) dengan mahasiswa baru mengenai fakultas yang akan menjadi tempat belajarnya kelak . Tensi dilaksanakan bersama dengan daftar ulang mahasiswa baru segera setelah pengumuman hasil SNMPTN. Kalau tidak salah tensi berlangsung pada tanggal 2-4 Juni. Untuk jawaban, mengapa diadakan tensi ? untuk hal ini saya perlu mencari tahu dari kakak-kakak kelas yang mengetahui asal-muasala adanya tensi. Sejauh ini, info yang saya dapatkan adalah tensi sudah ada sejak tahun 2010.

      Pada tahun 2015, ada cara yang digunakan pihak BEM UNAIR agar mahasiswa baru dengan sendirinya datang ke tensi yakni dengan disebarkan kuesioner oleh Badan Litbang kemudian mahasiswa baru bisa mengisi dan memberikan ke tensi sesuai dengan fakultas masing-masing. Upaya penyambung dari satu langkah ke langkah yang lain, patut dilanjutkan dan dikembangkan.
Lanjut ke tensi bagi mahasiswa yang lolos SBMPTN. Hari ini tanggal 19 Juli adalah tensi pertama bagi mahasiswa yang lolos jalur SBMPTN. Ada 23 orang yang dapat mampir ke meja tensi FKM. Dengan definisi yang sama dengan tensi sebelumnya. Tempatnya berbeda, tensi kali ini dilakukan dihall masuk ACC dengan 3 kursi setiap fakultas dan satu meja. Setiap mahasiswa yang mampir dapat memperoleh info mengenai hal-hal apa saja yang dipelajari di FKM serta apa beda Kesehatan Masyarakat dengan Ilmu Gizi serta dan mengisi CV yang gunanya kakak kelas bisa mengetahui beberapa informasi dasar dari mahasiswa baru seperti alasannya memilih FKM sebagai fakultas tempatnya belajar. Semoga hasil pengisian ini bisa manfaat. Dari tensi ini, saya dan teman saya berpikir bagaimana lebih mengefektifkan tensi yang ada. Apakah tensi ini urgensinya masih dibutuhkan ? Para kakak-kakak yang menginisiasi tensi ini tentu punya tujuan mulia.  Hal yang menggelitik adalah semakin sedikitnya jumlah mahasiswa yang mengunjungi tensi. Hal ini berdampak pada
1.       Waktu yang bisa digunakan untuk saling bertukar informasi antar kakak kelas dengan mahasiswa baru menjadi waktu menunggu yang membosankan. Apalagi, di ACC tidak ada wifi untuk menjadikan waktu menunggu semakin bermanfaat dengan membaca berita ataupun berbagi info di sosmed. 2.       Tujuan untuk bertemunya mahasiswa baru mengetahui tentang teknis lapangan di fakultasnya menjadi tidak tercapai dengan optimal.

Dari hasil observasi hari ini, metode yang digunakan dan saran yang bisa diupayakan agar semakin banyak yang mendapatkan info mengenai fakultas khususnya kesehatan masyarakat yakni
1.       Tanda nama FKM yang lebih besar dan lebih jelas sehingga mahasiswa baru tidak ragu untuk mendekat
2.       Ada tanda ataupun petugas tensi yang berdiri di setiap pintu keluar
3.       Mahasiswa baru biasanya tidak mampir ke tensi dikarenakan keburu pulang bersama orang tuanya, ataupun memang ada keperluan lain. Selain itu, malu untuk bertanya ke tensi yang ada. Kemungkinan yang terjadi yakni mahasiswa baru keburu pulang sedangkan tensi penuh. Begini persamaannya 
     Jika, dari sekitar 300 mahasiwa ada sekitar 100 mahasiswa FKM yang diterima jalur SBMPTN. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah ketidaktahuan kapan mahasiswa tersebut banyak hadir daftar ulang. Bisa saja pada hari I namun bisa saja hari ke II. Bukankah ada pembagian kapan bisa hadir daftar ulang ? maka jumlah perfakultasnya akan lebih jelas. Untuk kuesioner ataupun Form CV awal bisa diisi melalui google doc dengan info yang diberikan diselebaran kertas. Manfaatnya yakni
a.       Tidak perlu merekap karena google doc bisa langsung terekap
b.      Lebih banyak mahasiswa baru yang mendapatkan info tentang grup FB dan contact person
4.       Sistem yang bisa digunakan adalah
a.       Kertas Cp yang sudah ada diberi nomor dibelakangnya.
b.      Ada meja dan papan nama FKM didekat pintu kluar. Maba yang datang bisa mamir sebentar mendapatkan selebaran, mengisi daftar hadir tensi dan diminta mengisi form cv online dengan yang sudah ada.

      Baik, begitulah saran saya dari hasil observasi singkat hari ini. Saya sadar masih diperlukan banyaknya saran lain untuk peningkatan sistem yang ada. Tensi bisa terus dikembangkan untuk tujuan baik sesuai dengan perkembangan jaman yang ada. Untuk para mahasiswa baru, manfaatkan dan optimalkan fasilitas yang sudah ada.

MAHASISWA-PEMUDA-BERKARYA


                Juli 2014
Bismillahirrahmanirrahim, dengan yakin ku melangkahkan kaki ke dalam sebuah gedung ber cat putih biru dengan kubah yang berbentuk semi pagoda, ya dengan ijin-Nya ku diterima di Universitas Airlangga, Surabaya. Disitulah perjalanan kaderisasi ku dimulai. Pada saat itu, kuditemani kedua orangtuaku yang menyempatkan cuti untuk menemaniku daftar ulang. Ibu dan Ayahku juga sedikit tidak enak badan. Kami dari Pasuruan Gempol, berupaya berangkat pagi agar tidak macet dan pulang sesegera mungkin setelah serangkaian daftar ulang usai agar tidak terlalu sore dan terjebak macet. Itulah mengapa aku tidak mampir di tenda informasi.
Melihat para panitia yang lalu lalang dengan memakai almamater Universitas Airlangga memberikan kesan bangga dan juga harapan akan kerja pemuda yang luar biasa. Saat itu aku mencari musholla yang dekat dengan ACC (Airlangga Convention Centre), tempat ku menyelesaikan daftar ulang. Ku berjalan mengelilingi ACC, namun hasilnya nihil. Dengan inisiatif, aku bertanya dengan seorang mbak yang sepertinya sudah usai dengan daftar ulangnya.
“Mbak, kalau boleh tahu musholla dekat sini dimana ya ?”
“Di FST mbak.”
“Di mana itu ?”
“Di Fakultas Sains dan Teknologi. Sebelah sana. Kalau mbak mau, bisa saya antar karena saya juga akan ke FST” (sambil menunjuk ke arah FST)
“Oh, mbak sepertinya sudah tahu sekali daerah sini.”
“Iya, karena FST tempat saya kuliah.”
“Oh ya ?” (mengernyitkan dahi karena terkejut dan bingung)
“Iyap” (tersenyum)
“Lho, trus kenapa mbak melakukan daftar ulang lagi?”
“Oh, ini untuk mengajukan keringanan biaya.”
“Hmm... “
“Baik mbak, saya duluan karena harus segera ke Fakultas saya untuk menyelesaikan beberapa urusan.”
“Oh iya, terima kasih.”
Percakapan singkat itu, memberikan informasi mengenai salah satu upaya yang dapat dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan keringanan biaya.
Agustus 2014
Selamat datang di Amerta !
Amerta adalah sebuah serangkaian program orientasi mahasiswa baru oleh Universitas Airlangga (UNAIR) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNAIR mulai dari pengukuhan, PPKMB Universitas, Fakultas, BEM Universitas dan BEM Fakultas. Pada saat itu, kumasih berupaya menikmati alur yang ada dengan memakai baju putih-putih diberi pengarahan oleh para panitia dengan pembagian garuda-garuda, belajar breakclaps, membuat formasi dan mendengarkan instruksi. Surabaya itu panas dan terik. Kuingat juga perlu mengumpulkan galon untuk project pemecahan rekor muri 6060 galon tanaman karena pada tahun itu, UNAIR dalam rangka ulang tahunnya ke 60 tahun.
Pada saat pengukuhan, disitulah kudikenalkan dengan lagu Hymne Universitas Airlangga
Lirik Hymne Universitas Airlangga
Di timur Jawa Dwipa
Megah engkau bertakhta
Satria Airlangga
Kusuma Negara
Dari engkau kudapat
Budaya Pusaka
Airlangga dikau Permata
Indonesia Raya

Bagimu Almamater
Kuberjanji setia
Berdharma bakti suci
Berjasa mulia
Belajar untuk nusa
Indonesia yang kucinta
Airlangga engkau hiduplah
Airlangga tetap kau jaya

Lagu : Abdoes Saleh
Syair Pengantar : Bachrawi Wongsokusumo
Syair pujaan : Abdoes Saleh

Sungguh, saat itu trenyuh masuk ke dalam lubuk hati dari awal hymne sampai akhir. Terutama saat lirik “Bagimu Almamater, kuberjanji setia” adalah sebuah emosi yang kuat dengan kata “janji”. Ketika janji adalah hutang, maka janji perlu dijaga dan dilaksanakan. Namun, tak dipungkiri bahwa janji memiliki kekuatan tersendiri untuk mencapainya. Bismillah. Semangat!
Setelah pengukuhan, saya berkumpul pertama kali dengan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR untuk pembagian kelompok dan juga pemilihan komting. Saat itu, panas sekali dan hp saya belum mumpuni untuk akses informasi dari blog SEHAT (Semarak Orientasi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) mengenai pembagian kelompok. Dari situ, saya memilih untuk berinteraksi dengan mahasiswa yang lain. Pada saat pemilihan komting juga belum dijelaskan dengan jelas, tugas komting itu apa. Ketika hati bergejolak mendengar “Siapa yang mau mencalonkan diri menjadi Komting?”, saat itulah saya membuat keputusan untuk belajar dari belakang layar. Setiap kelompok mengirimkan perwakilan kelompok untuk menjadi calon komting. Setelah itu, setiap calon melakukan pertemuan singkat tertutup kemudian dikerucutkan menjadi 3 orang dan masing-masing menyampaikan visi dan misi nya menjadi komting angkatan. Malamnya, ada kumpul perdana dengan kelompok dan kakak pendamping kelompok (PK). Dari situlah, saya mulai mengenal nama-nama dan juga asal teman sekelompok saya. Kami tergabung dalam sebuah kelompok River (sungai yang mengalirkan air seperti para orang yang memberikan harapan dan semangat), yakni Bagus, Anisa, Anis, Elvina, Tika, Mita, Roza dengan kaka PK mbak Alysa mahasiswa D3 Hyperkes. Saat itu, kami membuat buku ungu dari kertas re-use dengan ditali kepangan tali rafia ungu, biru, kuning, yel-yel, logo, jargon, essay dan resume. Dari sekarang, bagaimanapun tugasnya sebagai mahasiswa calon masyarakat bagian dari hidup , maka kepada tugas yang ada perlu untuk kuat, berupaya semaksimal mungkin alias tidak mudak mengeluh karena hidup ini adalah tumbuh dan berkembang dengan belajar menyelesaikan masalah yang kita tidak pernah tahu masalah apa yang harus kita hadapi di depan. Life is like riding a bicycle. Keep learning and cintributing !